nUFFNANG ad
Mar 31, 2011
Air Mata...
Satu cerita yang blh kita teladani dan mngambil ilmu drpdnya..I'allh
Air mata bisa memperlambangkan apa saja, ia tidak identik dengan kesedihan ataupun kegagalan. Air mata juga bisa melambangkan kesepian, kerinduan, keberhasilan, kemenangan dan kekalahan. Ada juga air mata kesenangan, kebahagiaan dan rasa haru yang mendalam. Namun kebohongan juga terkadang bisa terselip rapih dibalik genangan air mata, bahkan untuk sebagian kaum wanita air mata adalah bagian dari hidupnya. Apa dan siapapun yang bersinggungan dengan manusia bisa membuat manusia menangis, biasanya jika antara keduanya memiliki jalinan emosional yang amat mendalam.
Langit mendung dan seluruh alam seperti menangis saat-saat menjelang dan sesudah wafatnya manusia agung Muhammad Saw. Untuk skala yang jauh lebih kecil, Argentina pernah banjir air mata ketika Evita Peron meninggal dunia. Para sahabat Rasulullah banyak yang begitu mudah menitikkan air mata kala mengingat kebesaran Allah dan dahsyatnya adzab Sang Maha Penguasa atas setiap kezhaliman yang diperbuat. Begitu juga dengan kita, saat pernikahan, melahirkan, lulus sekolah dan saat wisuda, ditinggalkan orang terkasih, bertemu keluarga yang terpisah sekian lama, bahkan dihampir setiap sisi kehidupan kita akan ada air mata menyertainya.
Eric Clapton pernah menciptakan sekaligus menyanyikan sebuah lagu yang berjudul Tears In Heaven. Lagu yang terinspirasi dari kematian anak lelaki tercintanya itu mengisahkan betapa ia berharap bisa bertemu lagi dengan anaknya di surga, sehingga terbayang akan mengalir air matanya saat pertemuan itu, meski ia sendiri ragu apakah anaknya bisa mengenalinya kelak.
Mungkin memang, akan ada air mata di akhirat kelak, dan bukan tidak mungkin ada air mata juga di surga nanti. Sekarang bayangkan, air mata itu bisa keluar dari sudut-sudut mata kita sendiri saat merasa sedih ketika ada bagian dari orang terkasih kita tak turut ke dalam golongan orang-orang yang selamat dan mendapat kenikmatan di surga. Mereka bisa istri, orangtua, anak-anak, adik dan kakak serta saudara-saudara terdekat. Namun air mata itu juga bisa sebaliknya, keluar dari orang-orang terkasih itu yang merasa iba karena kita berada di seberang surga. Atau ada air mata yang jauh lebih mengharukan, tatkala kita bisa berkumpul bersama orang-orang terkasih, bersama orang-orang beriman dalam kesejukan dan indahnya surga Allah. Tentu akan semakin deras air mata mengalir saat kita bisa bertemu dengan wajah mulia Rasulullah Saw. Kan pasti mengalir air mataku karena pancaran ketenanganmu ....
Dengan demikian, saat kita masih hidup, saat Allah masih memberikan kesempatan kita menghirup udara dunia dan menikmati indahnya mentari pagi, saat inilah kita bisa menentukan air mata seperti apa yang kelak terjadi di akhirat. Hidup adalah memilih, manusia diperkenankan untuk memilih jalannya masing-masing dengan resiko yang juga harus diterimanya sendiri.
Sekarang hadirkan wajah orang-orang terkasih yang sudah mendahului kita, jika saja mereka sudah melakukan hal-hal terbaik dalam hidupnya sehingga -atas izin Allah- mereka tergolong kepada orang-orang mukmin. Tak inginkah kita bersama dan bertemu mereka kembali di akhirat kelak? tentu hanya dengan mengikuti jejak orang-orang mukmin lah kita bisa bertemu dengan mereka. Hadirkan pula wajah orang-orang tercinta yang masih hidup bersama kita saat ini, akankah kebahagiaan yang terasa indah ini sebatas di dunia saja? tak adakah keinginan kita untuk terus merasakan kebahagiaan bersama itu di hari kemudian? Jika demikian, seperti dipesankan Allah dalam salah satu ayat-Nya, "... Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka ..."
Wallahu a'lam bishshowaab
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Hai..
ReplyDeletehttp://drshikinzainal.blogspot.com/2014/05/happy-hour-giveaway_5.html